Agama Itu Bukan Candaan

Heran aku. Sudah bagus kita hidup diberi buku panduan, kok masih ngeyel?

Beberapa hari lalu, aku melihat postingan di sosial media dari beberapa temanku tentang balasan atau semacam keluhan, kenapa orang hijrah kok ributin politik? Orang hijrah itu ya perbaiki sholat duha, bla bla bla, bukan urusin orang pacaran, urusin politik dsb dsb. Pokoknya mengkritik pada orang-orang yang setidaknya menasehati untuk urusan agama. Aku gak ingat semua kalimatnya, cuman ya, bikin hatiku sedih aja. Beneran. Aku gak tahu mengapa mereka bisa seberani itu mengkritik saudara semuslimnya sendiri. (temenku yang nyebarinya muslim sih)

Sependek pengetahuanku, sekarang kita tengah berada pada era informasi. Kalau kata Alvin Toffler (1980) era Informasi dilalui setelah era agraris dan juga industri. Jelas, sekarang kita berada di tengah-tengah kebebasan media, yang bebas banget. Orde Media, sebab banyaknya informasi yang mudah di dapat dan  kita harus hati-hati. Informasi dari tayangan film, buku, internet dan sebagainya juga termasuk. Terdapat banyak pemikiran yang saling dulu-duluan menghegemoni. Kita sadar gak, kalau sekarang itu sedang perang pemikiran?

Gini deh, coba kita kaji beberapa ideologi yang muncul di dunia ini, yang mainstream dan sering kita denger pastinya ideologi Komunis, Kapitalis, Sosialis dsb. Dan mengkaji ideologi itu jangan setengah-setengah, bahaya, bisa jadi malah mendapat informasi yang misunderstanding dan bikin salah paham. Kapitalis seperti apa, komunis seperti apa, sosialis seperti apa. Masing masing ideologi punya perspektif untuk menjalani kehidupan. Dan mereka memborbardir kontruksi berpikir ya dari media/ informasi itu sendiri. Nah, gais, Islam itu juga ideologi. Tahu apa itu ideologi? Kalau menurut KBBI, ideologi itu kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Ideologi itu cara berpikir, perspektif, yang melandasi arah dan tujuan kehidupan kita kedepannya. So, Islam itu bukan cuman ritual agama doang dong!

Sederhana nya, gini. Islam itu pedoman kita menjalankan kehidupan, di Islam telah diatur bagaimana hubungan pernikahan, waris, perdagangan, berhubungan dengan sesama, pokoknya lengkap deh sesuai dengan sumber Al-Qur’an dan Assunnah. Logikanya, kalau urusan seperti masuk WC saja ada Adabnya, masa iya urusan politik yang mengurus tentang publik (kemaslahatan banyak orang) gak boleh bawa-bawa agama?

Memang, liciknya prinsip politik adalah jika menjadikan agama sebagai alat marketing. Tetapi, sebagai muslim, seharusnya kita tahu dong, posisi agama itu seperti apa? Sehingga gak mudah diprovokasi dan menganggap agama itu alat. Agama itu bukan cuman alat pendongkrak yang bisa diwakilkan hanya dari atribut aja, agama bukan warisan, bukan cuman ritual saja! Agama bukan candaan yang bisa kau tertawakan hukum-hukumnya. Agama itu ideologi, membahas sistem, dan sistem itu jelas menyangkut dengan politik. Ya intinya, kalau ideologi Islam gak punya power atau malah dihancurkan oleh ‘muslim’nya sendiri, ya udah, umat Islam ini nantinya akan banyak kuantitas seperti buih, tetapi tidak berguna. Sedih gak sih kalau umat muslimnya sendiri gak bangga sama identitas Islam nya? Ga peduli dengan ideologi agamanya? Menertawakan dan memandang sebelah mata agamanya sendiri? Dan mencoba menjadikan agama itu hanya sebagai rutinitas saja tanpa ruhnya?

Wallohualam bissauwab Ya Allah, Hanya Allah SWT yang memiliki ilmu dan kebijaksanaan terbaik. Sungguh. Saya juga masih belum sempurna. Saya hanya menyampaikan sedikit dengan niat menasehati karena setiap hal nantinya akan kita pertanggung jawabkan. Maka janganlah lihat ilmu dari ‘siapanya’ tetapi lihatlah ‘pesannya’. Sesungguhnya yang benar hanyalah Milik Allah. Manusia itu hanya hamba, hidup di dunia ini hanya persinggahan yang sementara. Hijrah itu proses yang tidak pernah berhenti, kawanku. Proses dari yang buruk menjadi yang lebih baik. Kawan-kawan. Yuk kita ngaji lagi, mengkaji lagi. Masuklah ke dalam ideologi kita ini dengan menyeluruh, jangan setengah-setengah. Pelajari lagi tentang identitas kita ini. Kita muslim loh, sudah punya buku panduan. Karena seperti layang-layang yang terbang di udara dengan terikat benang layangan, ingin sekali ia bebas dan tak terikat. Lalu kau kira apakah dengan bebas dari aturan akan membuatmu lebih bahagia? Lihat, bahkan setelah terputus dari benang, si layang-layang malah terkena angin keras, nyangkut di pohon atau genteng, dan akhirnya hancur.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,

“Kalimat yang paling Allah benci, seseorang menasehati temannya, “Bertaqwalah kepada Allah’, namun dia menjawab: ‘Urus saja dirimu sendiri.” (HR. Baihaqi)

Ayok kita saling mengkaji lagi kalo kamu tak sependapat.

Ya itu, perang pemikiran itu. Sama-sama kita pelajari untuk menambah pemahaman.

Intinya sih, di benci manusia mah monggo aja, yang gawat adalah kalau dibenci sama Sang Pencipta.

Salam Opini

Salam Diskusi

1 Comments Add yours

  1. A. Hajar Mutahir berkata:

    Ada baiknya kalau kata “hijrah” itu dikaji ulang ya. Hehe

    Suka

Tinggalkan komentar